Kebanyakan Ahlussunnah wal jamaah dizaman muta'akhir ini banyak dikalangan mereka yang mengalami kompleks pemikiran. Sehingga mengakibtkan mereka mengalami kompleks psikologis. Semua itu disebabkan karena tidak menggunakan manhaj salaf (almanhaj alilmi: metode ilmiyah) dalam memahami syariat Islam.
Contoh paling sering kita temui adalah bermudah-mudahan dalam meriwayatkan hadist tanpa mentakhrij apakah hadist tersebut shohih atau tidak. Contoh lain amalan2 yang dibangun berdasarkan ijtihad namun amalan tersebut menyimpang dari sunnah. Istilahnya yang sering ahli fiqh fahami dengan maksud hasanah. Contoh yang paling banyak diributkan dan diperdebatkan adalah amalan maulid. Sebagian ulama mengatakan boleh mengadakan maulid dan sebagian melarang maulid. Masing2 punya dalil namun dalil yang paling kuat adalah dalil yang melarang maulid. Namun jika dilihat dari kronologi sejarah awal mula maulid itu hanya acara2 makan bersama dan duduk membuat syair dan qosidah memuji Rasulullah Salallahu alaihi wa Salam. Maulid waktu itu bukan acara keagamaan resmi yang wajib dilakukan. Namun karena hujjahnya Istihsan (kebaikan) sebagian ulama membolehkan. Namun istihsan tersebut malah berubah menjadi syariat seakan2 yang gak ikut acara qasidah,syair,dan makan2 sebagai pembenci Rasulullah Salallahu alaihi wa salam. Inilah kompleks psikologis yang kita alami sekarang. Bahkan sampai salah seorang habib terkenal di indonesia mentahdzhir dari orang2 yang tidak mengikuti maulid dan dianggap lebih berbahaya dari Syiah.
Contoh lain sangat banyak tapi akan saya sebutkan diartikel berikutnya. Yang saya inginkan dari ikhwah sekalian dari kalangan ahlussunnah mari kita kembali ke jalan salafusholeh. Permasalahan budaya syiah yang merusak ajaran kita harus kita hapus. Mari berpikir sehat!
Contoh paling sering kita temui adalah bermudah-mudahan dalam meriwayatkan hadist tanpa mentakhrij apakah hadist tersebut shohih atau tidak. Contoh lain amalan2 yang dibangun berdasarkan ijtihad namun amalan tersebut menyimpang dari sunnah. Istilahnya yang sering ahli fiqh fahami dengan maksud hasanah. Contoh yang paling banyak diributkan dan diperdebatkan adalah amalan maulid. Sebagian ulama mengatakan boleh mengadakan maulid dan sebagian melarang maulid. Masing2 punya dalil namun dalil yang paling kuat adalah dalil yang melarang maulid. Namun jika dilihat dari kronologi sejarah awal mula maulid itu hanya acara2 makan bersama dan duduk membuat syair dan qosidah memuji Rasulullah Salallahu alaihi wa Salam. Maulid waktu itu bukan acara keagamaan resmi yang wajib dilakukan. Namun karena hujjahnya Istihsan (kebaikan) sebagian ulama membolehkan. Namun istihsan tersebut malah berubah menjadi syariat seakan2 yang gak ikut acara qasidah,syair,dan makan2 sebagai pembenci Rasulullah Salallahu alaihi wa salam. Inilah kompleks psikologis yang kita alami sekarang. Bahkan sampai salah seorang habib terkenal di indonesia mentahdzhir dari orang2 yang tidak mengikuti maulid dan dianggap lebih berbahaya dari Syiah.
Contoh lain sangat banyak tapi akan saya sebutkan diartikel berikutnya. Yang saya inginkan dari ikhwah sekalian dari kalangan ahlussunnah mari kita kembali ke jalan salafusholeh. Permasalahan budaya syiah yang merusak ajaran kita harus kita hapus. Mari berpikir sehat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar