Melihat realita masyarakat islam khususnya diindonesia sering kita dari dulu mendengar ceramah2 para Kyai,habib,ustadz dan dai yang baru hijrah. Banyak sekali nasehat2 yang kita dapatkan dari mereka yang fokus berdakwah untuk kembali ke Jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mulai dari ajakan untuk banyak beribadah,sedekah,infaq,birul walidain (berbakti kepada kedua orang tua),berdzikir,zuhud,dll. Secara realita akhir2 tahun ini saya sering mendengar ceramah2 tersebut bernada seperti ancaman. Bahkan sebagian dari teman2 mengirim banyak konten ceramah bernada ancaman. Contohnya: kiamat sudah dekat! waspada dajjal sudah teriak! 2019 indonesia perang! bersiap2 untuk segera taubat karena NASA bilang matahari akan terbit dari barat, Ikuti komando ulama! Imam mahdi akan muncul dalam waktu dekat! Hujan es turun dijazirah arab pertanda bahaya besar! Umur umat islam gak sampai 1500 tahun! Tobatlah! dan banyak sekali ancaman2 lain yang saya tidak bisa sebutkan semua karena banyaknya.
Yang paling heboh bahwa kita sering disuntiki ancaman2 ini justru lewat dai2 yang terkenal seperti Ustadz akhir zaman. Banyak sekali hadist2 dhaif dan munkar yang dipakai sehingga umat mengalami depresi komplek pesikologis. Akhirnya umat islam fokus pada kronologi tanda2 kiamat dan tidak fokus pada proyek. Dan ini bukanlah toriqot para salaf sholeh (manhaj ngawur). Para salaf mengetahui tentang fitnah akhir zaman namun mereka tidak menyibukkan diri dengan hal itu karena itu adalah sunnahnya Allah Subhanahu wa Ta'ala di alam semestanya. Mereka justru fokus berdakwa,mengajarkan ilmu,membangun daulah yang kuat dan diakui dunia,menumpas pergerakan syiah dan khowarij dan proyek positif untuk maslahat dunia dan akherat.
Ada juga dai lain yang fokus beribadah diatas hawa nafsu dan taqlid. Contohnya yang sering kita lihat adalah dzikir 1000 kali sampai 1000.000 kali. Ini jelas menyeleweng dari jalan salaf. Rasulullah Salallahu alaihi wa salam tidak memerintahkan umat islam amalan semacam itu. Jika membaca astaghfirullah wa atubu ilaihi 100 kali pahalanya besar kalau gak kuat cukup 33 kalau gak kuat cukup sepuluh atau sekali saja. Adapun ibadah yang ghuluw seperti tadi sampai tingkat orang2 yang kesurupan dan itu sering terjadi. Kesurupan itu terjadi karena dipresi kompleks psikologis sehingga alam bawah sadarnya dikontrol setan , walli'yadzu billah!
Begitu juga dengan dai dan kyai yang bergerak dibawah naungan ormas2 dan yayasan2 islamiyah sunniyah terlalu banyak fokus membangun masjid2 megah, ponpes2, madrasah2, fakultas2,panti asuhan tanpa membangun proyek pemikiran sunni didalam anggota ormas2 tersebut. Kami tidak mengingkari amalan2 positif diatas dan kami wajib berterima kasih atas amalan sosial mereka tapi jika kalian bergerak tanpa proyek maka dosa ditangan kalian.
Akan saya ceritakan sesuatu yang saya dengar bagaimana proyek ini bisa jalan di kegiatan ceramah kalian. Beberapa bulan yang lalu saya sholat jumat di masjid ormas NU. Kebetulan yang mengisi ceramah alumni alazhar. Tentang pendapatnya dia saya ada pro dan kontra. Dia berbicara bahwa agama islam diarab menyebar dengan kekuatan (pedang) dan ini jelas mitos. Kemudian dia berkata bahwa umat islam di nusantara masuk islam lewat metode akulturasi budaya contohnya: mushollah di sebut langgar, sebelum adzan memukul bedug, masjid dibangun model khas jawa, adat sungkem waktu maafan dengan orangtua dia hari raya, kata sayyidina diganti kanjeng, kata alim atau syekh diganti kyai, dll. Para dai muslim yang masuk nusantara waktu itu wali songo dan lainnya berdakwah dengan metode ini sehingga diterima dikalangan masyarakat nusantara waktu itu. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi budaya seperti itu mulai hilang sampai muncul generasi yang radikalis (menurut kyai tadi)..Metode para wali songo dahulu memang masuk lewat budaya dan cara inilah yang ditiru oleh syiah dalam menyebarkan ajaran sesat mereka. Jika syiah menyebarkan ajarannya lewat mimbar jumat atau kajian saja tidak cukup karena pada dasarnya syiah adalah kompleks psikologis. Mazhabnya dibangun atas dasar gerakan tabiat untuk membenci ahlul bait dan sahabat. Karenanya mereka mempelajari sifat naluri manusia dan mentalnya untuk dikendalikan. Dan akhirnya berubah menjadi kompleks pemikiran (ideologi) bahwa mereka harus membasmi yang bukan syiah. Apa yang dikatakan imam adalah keadilan dan apa yang selain itu adalah bathil.
Inilah yang membedakan kita dengan syiah. Sunni dia lebih fokus pada kontekstual dan ilmiyah. Mereka akan tatsabut dulu jika ada kabar. Namun manhaj ilmiyah ini sempat berkurang banyak diakibatkan ajaran filsafat2 yang menyeleweng dari aqidah islamiyah sunniyah. Karenanya jika kita ceramah harus ilmiyah dan juga memasukkan proyek dalam ceramah tadi agar ceramah itu tidak menjadi ancaman atau hantu ketakutan bagi umat islam.
Yang paling heboh bahwa kita sering disuntiki ancaman2 ini justru lewat dai2 yang terkenal seperti Ustadz akhir zaman. Banyak sekali hadist2 dhaif dan munkar yang dipakai sehingga umat mengalami depresi komplek pesikologis. Akhirnya umat islam fokus pada kronologi tanda2 kiamat dan tidak fokus pada proyek. Dan ini bukanlah toriqot para salaf sholeh (manhaj ngawur). Para salaf mengetahui tentang fitnah akhir zaman namun mereka tidak menyibukkan diri dengan hal itu karena itu adalah sunnahnya Allah Subhanahu wa Ta'ala di alam semestanya. Mereka justru fokus berdakwa,mengajarkan ilmu,membangun daulah yang kuat dan diakui dunia,menumpas pergerakan syiah dan khowarij dan proyek positif untuk maslahat dunia dan akherat.
Ada juga dai lain yang fokus beribadah diatas hawa nafsu dan taqlid. Contohnya yang sering kita lihat adalah dzikir 1000 kali sampai 1000.000 kali. Ini jelas menyeleweng dari jalan salaf. Rasulullah Salallahu alaihi wa salam tidak memerintahkan umat islam amalan semacam itu. Jika membaca astaghfirullah wa atubu ilaihi 100 kali pahalanya besar kalau gak kuat cukup 33 kalau gak kuat cukup sepuluh atau sekali saja. Adapun ibadah yang ghuluw seperti tadi sampai tingkat orang2 yang kesurupan dan itu sering terjadi. Kesurupan itu terjadi karena dipresi kompleks psikologis sehingga alam bawah sadarnya dikontrol setan , walli'yadzu billah!
Begitu juga dengan dai dan kyai yang bergerak dibawah naungan ormas2 dan yayasan2 islamiyah sunniyah terlalu banyak fokus membangun masjid2 megah, ponpes2, madrasah2, fakultas2,panti asuhan tanpa membangun proyek pemikiran sunni didalam anggota ormas2 tersebut. Kami tidak mengingkari amalan2 positif diatas dan kami wajib berterima kasih atas amalan sosial mereka tapi jika kalian bergerak tanpa proyek maka dosa ditangan kalian.
Akan saya ceritakan sesuatu yang saya dengar bagaimana proyek ini bisa jalan di kegiatan ceramah kalian. Beberapa bulan yang lalu saya sholat jumat di masjid ormas NU. Kebetulan yang mengisi ceramah alumni alazhar. Tentang pendapatnya dia saya ada pro dan kontra. Dia berbicara bahwa agama islam diarab menyebar dengan kekuatan (pedang) dan ini jelas mitos. Kemudian dia berkata bahwa umat islam di nusantara masuk islam lewat metode akulturasi budaya contohnya: mushollah di sebut langgar, sebelum adzan memukul bedug, masjid dibangun model khas jawa, adat sungkem waktu maafan dengan orangtua dia hari raya, kata sayyidina diganti kanjeng, kata alim atau syekh diganti kyai, dll. Para dai muslim yang masuk nusantara waktu itu wali songo dan lainnya berdakwah dengan metode ini sehingga diterima dikalangan masyarakat nusantara waktu itu. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi budaya seperti itu mulai hilang sampai muncul generasi yang radikalis (menurut kyai tadi)..Metode para wali songo dahulu memang masuk lewat budaya dan cara inilah yang ditiru oleh syiah dalam menyebarkan ajaran sesat mereka. Jika syiah menyebarkan ajarannya lewat mimbar jumat atau kajian saja tidak cukup karena pada dasarnya syiah adalah kompleks psikologis. Mazhabnya dibangun atas dasar gerakan tabiat untuk membenci ahlul bait dan sahabat. Karenanya mereka mempelajari sifat naluri manusia dan mentalnya untuk dikendalikan. Dan akhirnya berubah menjadi kompleks pemikiran (ideologi) bahwa mereka harus membasmi yang bukan syiah. Apa yang dikatakan imam adalah keadilan dan apa yang selain itu adalah bathil.
Inilah yang membedakan kita dengan syiah. Sunni dia lebih fokus pada kontekstual dan ilmiyah. Mereka akan tatsabut dulu jika ada kabar. Namun manhaj ilmiyah ini sempat berkurang banyak diakibatkan ajaran filsafat2 yang menyeleweng dari aqidah islamiyah sunniyah. Karenanya jika kita ceramah harus ilmiyah dan juga memasukkan proyek dalam ceramah tadi agar ceramah itu tidak menjadi ancaman atau hantu ketakutan bagi umat islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar