Salahuddin Alayyubi yang sering kita dengar dan baca dari buku2 karya ulama sunni. Seorang kesatria pembebas Al-Quds (yerusalem) dari kaum salibis (eropa). Pendiri daulah Ayyubiyah setelah hancurnya daulah Ubaidiyah (fatimiyah) syiah di Mesir. Didalam hukum sastra mencuri buku untuk dipelajari bukanlah termasuk kejahatan namun jika buku2 tersebut dibakar maka itu termasuk kejahatan (kriminal) budaya dan dosa besar menurut ahli adab. Namun yang jadi pertanyaan mengapa Salahuddin Alayyubi membakar buku2 karya syiah fatimiyah di Alazhar mesir? jawabannya seperti yang saya bahas pada artikel yang lalu bahwa bencana pemikiran adalah musibahnya lebih besar dari bencana ekonomi. Sebab benacana pemikiran merubah pola berpikir manusia. Dizaman daulah fatimiyah banyak bangsa mesir yang terbiasa dengan pemikiran syiah. Salahuddin Alayyubi tahu tingkah laku syiah dan proyek mereka ditimur-tengah. Karena itu dia membakar buku2 budaya syiah sampai habis dan mengantinya dengan budaya sunni namun ada Asy'ariyahnya (mazhab Abul Hasan Al-Asyary).
Salahuddin tahu bahwa idologi adalah penyebab kuatnya sebuah negara. Jika idologi itu luntur maka daulah itu akan jatuh juga. Dan faktor lain adalah banyak simbol2 majusi persia didalam buku2 syiah seperti logo singa , pedang dzulfiqor, haul ahlul bait alawiy dll. Semua ini dihapus karena akan merusak proyek sunni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar