Hari ini aku naik Bus ekonomi dalam kota di jawa timur. Sempat ada seorang pengamen yg membagikan amplop ✉ memohon sumbangan seikhlasnya. Waktu itu aku sedang ngantuk dan capek maka aku masukkan pada amplop itu uang coin 200 rupiah. Ketika pengamen itu selesai bernyanyi dia mengambil kembali amplop kecil itu dan dia buka satu2. Ada yang naruh 2000 ,1000 dan 500. Namun ketika dia membuka yang terakhir dan kebetulan dia duduk sebelahku dia kaget melihat uang 200. Tiba2 wajahnya berubah marah dan melempar uang coin itu sambil melihat saya. Saya pun heran ! Salah saya apa? Bukankah dia meminta seikhlasnya? Kenapa kok malah ngamuk? Maka aku ambil uang 200 rupiah tersebut.
Saya anggap wajar kenapa dia marah karena dia tidak faham makna sebuah kerja keras. Pada dasarnya mengamen itu sama dengan mengemis. Pengemis dia akan tetap punya mental pengemis jika dijadikan sebagai pekerjaan. Namun bagi orang yg cerdas tentu dia tidak akan membuang uang walau itu sedikit. Harus diinfaqkan pada hal yg positif. Indomaret dan alfamart saja menerima uang sumbangan receh kenapa fakir miskin muslim kok malah menolak? Bukankah ada peribahasa sedikit demi sedikit lama2 menjadi bukit?
Kesimpulannya jangan menghina kebaikan yang dilakukan oleh seorang muslim sekecil apapaun itu. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala yang akan membalas amalannya di dunia dan di akherat kelak .
Saya anggap wajar kenapa dia marah karena dia tidak faham makna sebuah kerja keras. Pada dasarnya mengamen itu sama dengan mengemis. Pengemis dia akan tetap punya mental pengemis jika dijadikan sebagai pekerjaan. Namun bagi orang yg cerdas tentu dia tidak akan membuang uang walau itu sedikit. Harus diinfaqkan pada hal yg positif. Indomaret dan alfamart saja menerima uang sumbangan receh kenapa fakir miskin muslim kok malah menolak? Bukankah ada peribahasa sedikit demi sedikit lama2 menjadi bukit?
Kesimpulannya jangan menghina kebaikan yang dilakukan oleh seorang muslim sekecil apapaun itu. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala yang akan membalas amalannya di dunia dan di akherat kelak .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar