Menggunakan manhaj ilmiyah dalam meriwayatkan hadits.
Sering kali kita melihat dan membaca dimedia sosial banyak hadist,atsar dan kisah yg diriwayatkan dari jalur sahabat dan tabiin. Namun kebanyakan dari kita tidak menggunakan manhaj ilmiahnya dalam bermuamalah dengan riwayat2 tersebut. Pertama kita lihat sanad dan matan hadist tersebut. Kedua hadist tersebut masuk dalam masalah hukum atau fadhilah amal. Namun yg terjadi dalam banyak kasus hadist2 dhoif yg dhoifnya parah justru dijadikan hujjah dalam masalah ibadah bukan dalam masalah fadhilah amal. Yang lebih ngawur lagi yaitu meriwayatkan dari syaikh,kyai atau habib atsar yg gak diperiksa itu benar atsar sahabat atau tabiin jalurnya namun langsung menghukumi shohih alasannya alim tersebut suci dan gak mungkin bohong. Sifat taqdis mirip kemaksuman dalam madzhab syiah ini yg harus kita hapus. Kita wajib meyakini bahwa tidak ada yang ma'shum (terjaga dari kesalahan) setelah Rasulullah salallahu alaihi wasalam. Jadi gunakan minhaj ahlussunah bukan ahlul syiah!
Mendewakan Sanad
Beberapa tahun terakhir ini banyak di sosial media hadits2 yg menyebar sebagai pendalilan amalan kebaikan atau suatu hukum dalam syariatl. Permasalahan utamanya adalah sebagian orang2 yang jahil ilmu hadits atau taqlid pada syaikhnya mereka meriwayatkan hadits ahad dan menghukumi hadist dari sanad syaikhnya tersebut sebagai hadist shohih sanad. Hal ini banyak kasusnya disosial media sampai pada tingkat mendewakan sanad. Padahal sanad adalah syarat utama bukan syarat pelengkap sebagai hadits Shohih. Namun ada kasus yang lebih bahaya lagi yaitu meriwayatkan hadits dari syaikhnya suatu amalan yg disunnahkan dari sumber mimpi syaikhnya. Dan ini mirip kasusnya dengan rahib2 nasrani. Saya mimpi ketemu Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam dan saya disuruh membaca doa ini dan itu. Alhasil seakan-akan agama islam ini masih kurang dan perlu ditambahi (update) lewat mimpi. Karena kejahilan mereka maka banyak amalan2 mereka yg justru bertolak belakang dengan syariat islam. Saya nasehatkan ayo! Kita kembali ke manhaj ilmiyah! Jangan meniru metode orang2 syiah! Karena syiah gak memakai akalnya. Kitalah umat sunni ahlul akal (ilmu dan amal).
Apakah dikitab shohih bukhory dan muslim ada hadist yg tidak shohih?
Iya ada. Tapi tentu tidak banyak. Beberapa ulama sudah menjelaskan tentang masalah ini. Adapun yg mengatakan bahwa semua isi kitab Shohih bukhory dan muslim adalah shohih maka ini perkataan bathil sebab tidak ada kitab yg paling shohih dari Al-Qur'an. Kita katakan bahwa kitab shohih ada hadist dhoifnya tapi sedikit. Dan imam bukhory dan muslim mereka termasuk ulama besar bidang hadist tentu menggunakan cara ilmiyah dalam penulisan hadits2. Tentu ulama jarh wa ta'dil mengerti masalah ini.
Sering kali kita melihat dan membaca dimedia sosial banyak hadist,atsar dan kisah yg diriwayatkan dari jalur sahabat dan tabiin. Namun kebanyakan dari kita tidak menggunakan manhaj ilmiahnya dalam bermuamalah dengan riwayat2 tersebut. Pertama kita lihat sanad dan matan hadist tersebut. Kedua hadist tersebut masuk dalam masalah hukum atau fadhilah amal. Namun yg terjadi dalam banyak kasus hadist2 dhoif yg dhoifnya parah justru dijadikan hujjah dalam masalah ibadah bukan dalam masalah fadhilah amal. Yang lebih ngawur lagi yaitu meriwayatkan dari syaikh,kyai atau habib atsar yg gak diperiksa itu benar atsar sahabat atau tabiin jalurnya namun langsung menghukumi shohih alasannya alim tersebut suci dan gak mungkin bohong. Sifat taqdis mirip kemaksuman dalam madzhab syiah ini yg harus kita hapus. Kita wajib meyakini bahwa tidak ada yang ma'shum (terjaga dari kesalahan) setelah Rasulullah salallahu alaihi wasalam. Jadi gunakan minhaj ahlussunah bukan ahlul syiah!
Mendewakan Sanad
Beberapa tahun terakhir ini banyak di sosial media hadits2 yg menyebar sebagai pendalilan amalan kebaikan atau suatu hukum dalam syariatl. Permasalahan utamanya adalah sebagian orang2 yang jahil ilmu hadits atau taqlid pada syaikhnya mereka meriwayatkan hadits ahad dan menghukumi hadist dari sanad syaikhnya tersebut sebagai hadist shohih sanad. Hal ini banyak kasusnya disosial media sampai pada tingkat mendewakan sanad. Padahal sanad adalah syarat utama bukan syarat pelengkap sebagai hadits Shohih. Namun ada kasus yang lebih bahaya lagi yaitu meriwayatkan hadits dari syaikhnya suatu amalan yg disunnahkan dari sumber mimpi syaikhnya. Dan ini mirip kasusnya dengan rahib2 nasrani. Saya mimpi ketemu Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam dan saya disuruh membaca doa ini dan itu. Alhasil seakan-akan agama islam ini masih kurang dan perlu ditambahi (update) lewat mimpi. Karena kejahilan mereka maka banyak amalan2 mereka yg justru bertolak belakang dengan syariat islam. Saya nasehatkan ayo! Kita kembali ke manhaj ilmiyah! Jangan meniru metode orang2 syiah! Karena syiah gak memakai akalnya. Kitalah umat sunni ahlul akal (ilmu dan amal).
Apakah dikitab shohih bukhory dan muslim ada hadist yg tidak shohih?
Iya ada. Tapi tentu tidak banyak. Beberapa ulama sudah menjelaskan tentang masalah ini. Adapun yg mengatakan bahwa semua isi kitab Shohih bukhory dan muslim adalah shohih maka ini perkataan bathil sebab tidak ada kitab yg paling shohih dari Al-Qur'an. Kita katakan bahwa kitab shohih ada hadist dhoifnya tapi sedikit. Dan imam bukhory dan muslim mereka termasuk ulama besar bidang hadist tentu menggunakan cara ilmiyah dalam penulisan hadits2. Tentu ulama jarh wa ta'dil mengerti masalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar