Setelah saya jelaskan pada artikel yang lalu bahwa peradaban persia itu hanyalah kebohongan dan juga kebohongan kaum syu'ubiyah bahwa kebanyakan ulama islam itu dari persia dan bukan arab. Namun sebelum saya melanjutkan tulisan ini kepokok pembahasan utama saya minta maaf sebelumnya bagi para pembaca karen sudah lama tidak posting di blog ini. Dikarenakan banyak kesibukan menyelesaikan urusan kerja dan mengumpulkan naskah untuk melanjutkan artikel berikutnya.
Kita mulai dari awal bahwa tiap pemikiran yang berubah menjadi budaya tentu disebabkan karena iklan. Iklan adalah media yang paling utama dijadikan oleh kaum syu'ubiyah untuk mengiklankan kebatilan mereka. Karena itu ahlussunnah tidak cukup menggunakan tameng untuk menangkis pedang syu'ubi namun juga harus menggunakan pedang untuk menusuk balik lawannya. Namun sayang sekali ahlussunnah kebanyakan dari mereka hanya menggunakan tameng saja untuk menangkis serangan pedang syu'ubi. Iklan kebatilan mereka yang paling sering diiklankan yaitu kebanyakan ulama islam dari persia. Ini yang paling banyak diiklankan juga oleh sejarawan atau budayawan yang belum memahami secara pasti informasi tersebut benar atau dusta belaka. Terkadang ada ahlussunnah yang meremehkan tentang iklan tersebut namun ada juga yang mengiyakan bahwa informasi tersebut benar.
AlImamah atau biasa disebut master dibidang ilmu itu semuanya adalah orang2 arab dan bukan orang2 persia. Kalaupun ada yang persia itupun mereka bangga dengan budaya arab itu sendiri. Sebagai contoh Imam AlFarahidi dan Sibawaih (muridnya alfarahidi) Sibawaih lebih dikenal oleh penuntut ilmu nahwu bahasa arab dikalangan para tulabul ilmi daripada Alfarahidi padahal Alfarahidi adalah gurunya sibawaih yg lebih banyak keilmuannya dan karangan kitabnya. Kaum Syu'ubiyah lebih memuji2 sibawaih daripada Alfarahidi. Memang ada maksud yang tersembunyi dari hal2 tersebut. Begitu juga dengan Alhasan Albasri dan Ibnu Sirin dianggap sebagian orang2 sunni sebagai persiapadahal mereka dari bangsa arab iraq. Karena itu membantah iklan ini butuh waktu begitu juga merubah ilmu menjadi budaya juga butuh waktu dan kerja ekstra. Mungkin saya pribadi saja tidak mampu mengiklankan kebenaran ini namun minimal para pembaca dari kalangan ahlussunnah dapat mendakwahkan fakta ini agar umat islam tidak tertipu dengan syiah dan kaum syu'ubiyah.
Kita mulai dari awal bahwa tiap pemikiran yang berubah menjadi budaya tentu disebabkan karena iklan. Iklan adalah media yang paling utama dijadikan oleh kaum syu'ubiyah untuk mengiklankan kebatilan mereka. Karena itu ahlussunnah tidak cukup menggunakan tameng untuk menangkis pedang syu'ubi namun juga harus menggunakan pedang untuk menusuk balik lawannya. Namun sayang sekali ahlussunnah kebanyakan dari mereka hanya menggunakan tameng saja untuk menangkis serangan pedang syu'ubi. Iklan kebatilan mereka yang paling sering diiklankan yaitu kebanyakan ulama islam dari persia. Ini yang paling banyak diiklankan juga oleh sejarawan atau budayawan yang belum memahami secara pasti informasi tersebut benar atau dusta belaka. Terkadang ada ahlussunnah yang meremehkan tentang iklan tersebut namun ada juga yang mengiyakan bahwa informasi tersebut benar.
AlImamah atau biasa disebut master dibidang ilmu itu semuanya adalah orang2 arab dan bukan orang2 persia. Kalaupun ada yang persia itupun mereka bangga dengan budaya arab itu sendiri. Sebagai contoh Imam AlFarahidi dan Sibawaih (muridnya alfarahidi) Sibawaih lebih dikenal oleh penuntut ilmu nahwu bahasa arab dikalangan para tulabul ilmi daripada Alfarahidi padahal Alfarahidi adalah gurunya sibawaih yg lebih banyak keilmuannya dan karangan kitabnya. Kaum Syu'ubiyah lebih memuji2 sibawaih daripada Alfarahidi. Memang ada maksud yang tersembunyi dari hal2 tersebut. Begitu juga dengan Alhasan Albasri dan Ibnu Sirin dianggap sebagian orang2 sunni sebagai persiapadahal mereka dari bangsa arab iraq. Karena itu membantah iklan ini butuh waktu begitu juga merubah ilmu menjadi budaya juga butuh waktu dan kerja ekstra. Mungkin saya pribadi saja tidak mampu mengiklankan kebenaran ini namun minimal para pembaca dari kalangan ahlussunnah dapat mendakwahkan fakta ini agar umat islam tidak tertipu dengan syiah dan kaum syu'ubiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar